Senin, Oktober 29, 2007

RAMALAN

Pernah gak sih, kamu diramal oleh seseorang??
Jawabnya mungkin hampir semua orang pernah..

Entah kenapa, tetapi setiap kali saya bepergian ke luar daerah, selalu bertemu dengan orang yang gak jauh jauh dari dunia ramal meramal. Sampai-sampai saya berpikir, apa memang Tuhan sudah menggariskan demikian, ya..
Tapi gak muna lah, adakalanya kita ngerasa tersugesti juga. Cuman kalo menurut pendapat saya sih, yang namanya ramalan itu buat asyik-asyikkan aja. Yg bagus diamin -in, yg jelek gak usah percaya...

Okey, sampai saat ini, kira kira saya sudah pernah diramal mungkin... hmmm... krg lbh sebanyak 50 kali.. Ada yg namanya mbah Paijem, mbah Semin, Pak Sastro, Pak Bondan (maaf, jika ada kesamaan nama dan sifat. ini semua hanya fiktif belaka ;), n so on, n so on.. Yang intinya gak jauh jauh dari jodoh, karir dan masa depan. Dari kesemua ramalan itu tadi, menurut saya kok tidak ada yang mendekati kebeneran absolut, alias ngibul... Tetap dengan menggunakan asas praduga tak bersalah. Dan rasio peluang terjadinya itu 0,01.

Tapi.. sampai saat ini, saya mempunyai keyakinan/kepercayaan yang cukup besar terhadap satu peramal berikut ini. Yaitu JOYOBOYO. Nama Raja Jayabaya (lebih dikenal dengan sebutan Prabu Joyoboyo), demikian melegenda terutama di kalangan rakyat Jawa. Dalam sejarahnya nih, beliau adalah seorang raja yang memerintah Kerajaan Kediri pada sektiar athun 1.130 - 1.160. Ia adalah seorang keturunan langsung Prabu Airlangga, penguasa tertinggi Kerajaan Kahuripan yang memerintah antara tahun 1.019 - 1.042. Raja Jayabaya bergelar Cri Maharaja Cri Dharmmecwara Madhusudanawataranindita Surtsinha Parakrama Digjayotunggadewa. (busyeeet dah, panjang banget namanya... satu RT dipake smuaaaa).. Ia adalah putra Raja Kameswara dengan garwa padmi (permaisuri) Cri Kirana, seroang putri yang luar biasa cantiknya dan berasal dari Jenggala. Dalam cerita rakyat dan kesusteraan Jawa, romantika cinta, keindahan dan ketabahan pasangan ini dalam menjalani cobaan hidup terkenal dalam cerita Raden Panji Inukertapati dan Dewi Galuh Candra Kirana. Mpu Darmaja sampai-sampai menggubah syair Smaradahana untuk melukiskan betapa romantisnya kasih sayang pasangan raja - prameswari yang kemudian dikaruniai putra Jayabaya itu.

Terlepas dari sejarah asal muasal Joyoboyo, secara garis besar bagian akhir dari ramalan Jayabaya yang ramai dibicarakan orang sekarang mengekspresikan periode penting dalam sejarah Indonesia, yakni zaman penjajahan, zaman kemerdekaan, zaman orde baru dan zaman yang akan datang...

Dalam beberapa bait, secara jelas juga terkespresikan kondisi saat ini :
banjir bandang ana ngendi-endi ( banjir bandang di mana-mana)
gunung njeblug tan anjarwani (gunung meletus tidak dinyana-nyana)
tan angimpeni (tidak ada isyarat dahulu)
gehting kepathi-pati marang (benci tidak terperikan terhadap pendeta bertapa_
pandhita kang oleh pati geni (tanpa makan dan tidur)
maraga wedi kapiyak wadine
(karena takut bakal terbongkar rahasianya
sapa sing sayekti (siapa anda sebenarnya)

akeh wong ngutamake royal ( banyak orang mengutamakan konsumerisme)
lali kamanungsane, lali kebecikane (lupa akan kemanusiaan, lupa akan kebaikan)
lali sanak lali kadang (lupa sanak saudara)
akeh anak mundhung biyung (banyak anak mengusir ibunya)
sedulur padha cidra (antara saudara saling berbohong)
keluarga padha curiga (antara keluarga saling mencurigai)
kanca dadi mungsuh (kawan menjadi musuh)
manungsa lali asale (manusia lupa akan asal-usulnya)

ukuman ratu ora adil (hukuman raja tidak adil)
akeh pangkat jahat jahil (banyak yang berpangkat, jahat dan jahil)
kelakuan padha ganjil (tingkah lakunya tidak pantas)
sing apik padha kepencil (yang baik terkucil)
akarya apik manungsa isin
(berbuat baik malah malu)
luwih utama ngapusi
(lebih mengutamakan menipu)

wanita nglamar pria (wantia melamar pria)
isih bayi padha mbayi (masih bayi sudah beranak)
sing pria padha ngasorake drajate dhewe (kaum pria merendahkan derajatnya sendiri)

Rabu, Oktober 24, 2007

Happyness is not Joyfull!!!#@#


Dalam suatu wawancara pekerjaan, saya pernah ditanya mengenai hal-hal berikut ini :
1. Apa tujuan hidup kamu?
2. Apa yang mendasari sebuah moral/etik?
3. Apa sekiranya yang mendorong orang untuk melakukan tindakan korupsi?
4. Kriteria sukses seperti apakah menurut kamu?
Diantara keseluruhan pertanyaan itu, ada suatu jawaban saya yang sempet didebat hebat oleh manager itu..
1. Saya ingin kehidupan ini penuh arti/makna, dan bermanfaat bagi orang banyak
2. Akhlaq
3. Tempation (godaan), Pressure (tekanan), Chance (kesempatan, dan System (sistem yg berlaku)
4. Berhasil mencapai apa yang diraih (apapun konteksnya dan kapanpun saatnya).

Sekarang, mengenai Kebahagiaan dan Kesenangan. Saya tadi mengungkapkan bahwa ada dua tujuan hidup bagi saya : apakah saya ingin menjalani hidup ini penuh arti (punya kehidupan yg bermakna) atau pengin hidup bahagia. Sebenernya hampir sama sih. Cuman point of view nya aja yang beda. Dalam mengambil keputusan dan melangkah, saya berusaha mempertimbangkan bagaimana besar dampak keputusan itu terhadap orang orang terdekat saya. Jika tidak, maka saya hanya akan memikirkan kebahagiaan saya saja.

Apakah kita tidak boleh hidup dengan penuh kesenangan.. Beliau meralat bahwa mungkin definisi kebahagiaan dgn kesenangan itu beda. Coba anda renungkan. Kebahagiaan lebih menjurus ke hati dan penerimaan diri/kepuasaan dalam menerima sesuatu. Sedangkan kesenangan lebih ke perasaan sesaat yang mungkin dapat berubah sewaktu waktu.. Yaa yaa yaa.. mungkin anda memang benar Pak. Dan pendapat anda itu cukup rasional/logis untuk dipahami., jawab saya waktu itu..
Trus kalo menurut pendapat kamu gimana coba????

Selasa, Oktober 09, 2007

Be an Editor Data

Menjadi data editor merupakan suatu improve bagi saya setelah sekian kali terlibat dalam beberapa penelitian sebagai surveyor/enumerator. Lembaga tempat saya bernaung kali ini adalah PSKK (pusat studi kependudukan dan kebijakan). Kerjasama dengan Bank Dunia (World Bank), mencoba untuk mengevaluasi bgaimana kinerja pemerintah terhadap implementasi program dan kebijakan dalam pembangunan, khususnya pasca diberlakukannya UU Otonomi Daerah 22, di beberapa sektor. Entah itu mengenai utilitas sarana dan prasarana wilayah, pendidikan, kesehatan, keamanan, layanan publik dan kemiskinan wilayah.

Tim kami, Provinsi NTT1 terdiri dari 15 enumerator dan 3 data editor. Tim besar tersebut kemudian di split lagi menjadi 3 tim kecil yang nantinya akan mencakup wilayah kecamatan dan desa. Sebagai data editor, saya berkewajiban untuk menjaga kualitas data, termasuk di dalamnya adalah keakuratan informasi dan editing yang harus dilakukan. Hihi, itu yang ada di dalam SOP nya lhoh... alias Standard Operational Procedure... (But, the fact are... whua hahaha...!!!) >> mawuuutt ;). Kacau balau.. bin amburadul.. bin overlap.. binti malaria tropicana...

Berangkat dari Adisucipto, through Juanda Airport, go onto El Tari, Kupang. Saya, bersama dengan Mr. Alkaf dan Mr. Rondhi tiba di El Tari pukul 21.00, bukannya disambut dengan gendhing jawa gamelan atau tari sambutan gitoe kek (kebiasaan di djogdja)... tpi yg saya dengan malah teriakan dan cacian dari orang2 di Bandara... (wuih, ternyata ada beberapa pengunjung yang tidak puas dengan layanan porter, karena luggage mereka dilempar/dibanting ) >> HEI BABI, TARUH DIMANA LU punya MATA ...??? Pukimai... Pukara'an... (bahasa saruu org sana).

Malam itu, kami menginap di salah satu anggota tim, Silvya, orang So'e aseli. So'e merupakan salah satu wilayah di NTT yang terkenal dengan ternak sapinya. Dan Silvya ini adalah cucu dari salah satu saudagar sapi di daerah itu. Kami memanggilnya "Kak Syl", orangnya gemuk, berbibir tebal dan berambut keriting menyala... (inget Doris--Boris film kartun itu kan?? ya sperti itu orgnya..) heheh, Sorry Syl.. canda doanx...


The first place i called a heaven is DOLPHIN SEA, perairan selat Maumere menuju Larantuka, dimana laut itu begitu tenang... sejauh mata memandang yg tampak warna deep blue,ocean blue, marine blue... and a lot of cute dolphin swam over the sea... A beautiful moment to rememba'. Serasa jadi Juliet di ujung buritan waktu itu.. merentangkan tangan... menatap luas cakrawala.. menghirup udara laut yg begitu... hmmm (hard to describe). Tapi biar kalian turut merasakan apa yang saya alami waktu itu, saya suguhkan sebuah pict.

Larantuka adalah basecamp kami sebelum menjelajahi desa di atas bukit, di balik gunung dan di lembah ngarai. Kami bermalam di sebuah losmen di Lembata. Koodinasi denan Supervisor (Kang Budi) dalam satu malam, cukup memantapkan dan mengoptimalkan kerja tim di kemudian hari. Kecamatan pertama yang saya kunjungi adalah KECAMATAN OMESURI di KABUPATEN LEMBATA. Perjalanan ke Omesuri sungguh membuat PANTAT saya sakit bukan main! Naik minibus serasa mengendarai kuda liar saja.. (tuiing..tuiingg.. gedubrakkk.. ciattt !!@#@$%$...). Tim saya, Sylvia, Delmi Sibloit, Ivone, Kak Imel dan Noor bergulat dengan udara pengap minibus yang didalamnya ikut numpang juga ayam, sayur mayur, kayu, minyak tanah, bensin, beras yg dibawa oleh masyarakat adat KEDANG, tempat di mana kami turun dan bertugas. Suku Kedang adalah salah satu Suku di Lembata yang berdiam di balik gunung (y iyalah.. itu juga yg membuat saya tdk bisa dihubungi krna tdk ada sinyal..). Mereka mayoritas adalah moslem, dominasi lapangan usaha sub sektor pertanian hutan dan ladang, dan sebagian kecil adalah perdagangan dan jasa. Ketika kami turun dari bus, kami langsung disambut dengan tatapan2 aneh penduduk setempat yg tidak berani mendekat, hnya melihat kami dari kejauhan. Sekelebat saya segera mencari tahu dimana rumah kepala desa, dan meminta ijin beliau agar kami dapat tinggal di rumah salah satu penduduk, selama 1 minggu lamanya. Pak MAHDI, dirumah beliaulah kami tinggal. Pak Mahdi adalah tokoh pemuda suku Kedang yang cukup disegani oleh masyarakat setempat. Beliau beristrikan orang Jawa yg (alhamdulillah pintar memasak dan cocok dengan lidah saya), dan mempunyai seorang putri beranama ULFAH.. (kali wktu ngidam, ibu kbanyakan ngeliat Ulfa Dwiyanti.. hihi)..

Hal - hal yang berkesan di desa ini adalah sambutan luar biasa baiknya ketika kami akan berpisah karena harus melanjutkan perjalanan ke kabupaten berikutnya. Pada malam perpisahan itu, kami diundang di balai desa, happy banget, karena yg terbayang adalah pesta adat biasa, basa basi dan bingkisan kenang2an buat cinderamata ... yang
TERNYATTAA...... >>> kami dibuatkan acara pesta JOGED DANGDUT BARENG semua penduduk desa !!!!dan yg menjadi lagu kebangsaan wktu itu adalah >> Bang, sms .. siapa .. ini bank... Bang.. pesannya.. kok pake.. sayang.. sayang...nya TRIO MACAN?? (lhoh, kok..?? gubbrakk).. sampai pagi, saya digilir oleh belasan pemuda tanggung dan bapak bapak desa joged dangdut ria... disco ajojjing, bow...!!! hahahaha. mabox piesan euy..

Kenangan itu bernama "kehormatan".

Senin, Oktober 08, 2007

Together in Diversity

BETA SONDE LUPA DENGAN DONG PUA....!!!!

Sebuah perjalanan panjang dan hidup dalam perantauan selama 2 bulan lamanya di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2006 lalu, sungguh membuat hidup saya menjadi lebih berarti. Bagaimana tidak, hidup berbaur dengan masyarakat Timor yang masih jauh dari peradaban dan teknologi memaksa saya menjalani kehidupan naturalis. Menjamah alam dan menghirup udara pagi nan segar, makan sirih pinang dan menyiapkan makanan babi menjadi bagian yang sulit untuk dilupakan.

Dimulai dari sebuah kontrak pekerjaan dengan sebuah pusat studi di UGM Yogyakarta, dengan dibekali notebook, travel bag, segunung quetionaire, dan 2 orang teman data editor, membawa saya mengunjungi 5 kabupaten dan hidup nomaden setiap minggunya. Terhitung dari Kupang, ibukota NTT, Larantuka, Adonara, Ngada, Sikka, dan yang terakhir adalah Sumba Barat. Tempat terakhir dimana saya menemukan figur keluarga Tuhan.

Di setiap perjalanan yang "aduh ampuuuun" itu, menggali kemampuan survival, mental map dan local knowledge saya dalam mengenal budaya baru. Meskipun saya termasuk ke dalam golongan ekstrovert, easy going, dan mudah beradaptasi dalam lingkungan multiculture; akan tetapi menjalin hubungan pertemanan dan partner kerja dengan penduduk lokal membutuhkan proses yang cukup unik dan menantang. Bagaimana saya harus membiasakan diri mendengar bunyi kentut setiap saat, mendengar suara sendawa sehabis makan, intonasi suara cakap yg cukup tinggi (seperti orang marah-marah) dan ketidakawaman attitude lain dimiliki oleh Tim. Bagaimana saya menjalani itu semua, a kinda of joyfull dan hal-hal apa saja yg sempat membuat saya terpekur dalam doa akan saya ceritakan dalam bagian lain di blog ini..

Anyway, thanks for read this....
Best regard,
Intan